Rabu, 01 April 2015

OUR SOCIETY NOWADAYS

Did you know guys, even when we live in a growth world nowadays, but the happiness of our society is absolutely decreases in time. Just like paradox, isn’t it ? well, let me try to explain why this happen.

1. An Epidemic of Depression
Firstly, that our cultural values induce us to live in ways that are, indeed, depressing us. Secondly, much of what we refer to as clinical depression is inaccurate. Most depression is situational of its psychological. The symptoms of depression are often due to depressing circumstances, not disease. In other words, under certain circumstances, it makes sense to be depressed.

2. Well, We’re Forget, How it is to be in Our Way
Our lives, often become visionless and passionless. We live in an intensely competitive culture that rewards achievement and success. Our identity and esteem become reflections of these external markers of achievement. Our pursuit of happiness and well-being become terribly misdirected. The demands of our intensely and neurotically driven culture strain our emotional and psychological balance well beyond its comfortable balance. The cultural paradigm in which we live leaves us disconnected, disenchanted and isolated. When this occurs, we tend to honor and seek material acquisitions and forget how it’s like to be loved for who we are naturally, whereas, people that thrive in loving relationships don't typically feel depressed. Depression is symptomatic of feeling isolated and cut off. In our drive to live the good life, we typically isolate ourselves from relationships that might nourish us.

3. Doctrine
Yes ! this one’s the key ! A dominant theme in our society is that’ you should be happy, and if you're not, there's something wrong with you’ but, we’re forget that life can be difficult at times.. well, being sad as much as we need is what we need also.. not always faking to be wo we are not.

Readers, that’s all that i need to share with you. ‘BE YOURSELF’ is not the only key we need to be happy, but also, remember how it’s like to be an innocent 3 years old kid, too... yeah, we all need to be happy in our way. BE HAPPY ! ^^

Sabtu, 26 Juli 2014

Piece of a sweet message - Tulus - makna 'sepatu' ?

o SEPATU o
Minnaaaaa !!! ^^ apa kabar pembaca blog ku ?!!! *sok rame*
Yaaah..sudah berapa windu aku gak ngepost disini ya ? hahaha post pertama setelah post terakhirku, satu dibawah post ini. ‘SKEPTIS FRIENDZONE’, yaapost ku kali ini. Mungkin bisa disangkutin ke ‘situ’ juga mungkin.
Sehari sebelum UN Biologi beberapa bulan lalu, pertama kalinya aku mendengar lagu yang akan ku bahas kali ini. SEPATU. Singkat, dan cukup menarik bagiku, walau baru sebatas judul. Tentu aku gak berpikir ini lagu bakal semacam ‘……………gelang, sipatu gelang~~~~’ haha, memang gak mungkin. Penyanyi nya aja Bang Tulus, sudah pasti, SEPATU hanya satu kata yang dipilih sebagai diksi yang menyiratkan pesan dari lagu ini.

Kita adalah sepasang sepatu,
Selalu bersama, tak bisa bersatu..

Penggalan 2 kalimat di awal lagu dari intro saja, yaaaah..bagi yang merasakan, pasti langsung ‘ngeh’ maksud lagunya, huhu mungkin lagu ini bisa diartikan macam macam bagi tiap orang. Tapi, bagiku, simple nya; 2 orang yang saling mengisi, tapi sadar, gak mungkin lebih dari itu.

……..aku sang sepatu kanan,
Kamu sang sepatu kiri,
Kusenang bila diajak berlari kencang, tapi aku takut kamu kelelahan.
Ku tak masalah bila terkena hujan, tapi aku takut kamu kedinginan.

Pada bagian ini, jelas sudah, lagu ini menggambarkan bagaimana wujud perhatian seseorang ke ‘pasangan’ nya, yang sejak awal sudah dibahas, selalu bersama, tapi selama itu pula, gak pernah jadi satu. Bentuk perhatian nyata. Ya, nyata.

Kita sadar ingin bersama,
Tapi tak bisa apa apa
Terasa lengkap bila kita berdua,
Terasa sedih bila kita di rak berbeda.
Di dekatmu, kotak bagai nirwana,
Tapi saling sentuhpun kita tak berdaya.

Gila, keren bener bener keren ! pilihan diksi yang bener bener simple, sederhana, tapi langsung ke pesannya. Merasa bahagia bisa bersama seseorang yang mampu mengisi kekosongan kita, entah dia sadar atau tidak. Yang kita tahu, hanya perasaan bahagia dan berharap gak terpisah apapun. Tapi tetap, sedekat apapun jarak diantara keduanya, mereka punya batas, yang gak mungkin satu- sama-lain lampaui.

Ya, kasus kayak gini mungkin mulai mainstream di zaman sekarang, tapi lagu ini, membuat kasus tipikal yang bisa diartikan beda tiap individu, jadi tetap menarik untuk diulas. Keren.beneran keren.

Cinta memang banyak bentuknya,
Mungkin tak semua…………………………..bisa bersatu.

Weeeee, akhir, klimaks, poin. Bagi yang masih kurang peka dengan maksud lagu ini, disini benar benar ‘dijernihkan’. Selama hidup kita ini, sudah banyak kasih sayang atau ehm, cinta yang pernah kita beri dan terima.

Remember that ‘love’ isn’t about bf/gf at all. Keluarga, sahabat, ya yang mereka beri, semuanya berbentuk kasih sayang yang membuat kita nyaman berada disamping mereka, berbaur bersama mereka.

Tapi, lain ceritanya kalo bentuk kasih sayang kita ke sahabat kita berubah jadi sesuatu yang lebih, atau yaaaa mungkin manusia manusia masa kini menyebutnya (best)-friend-zoned *alay alay pasti langsung teriak eaaaaaaaa* Kedengerannya mungkin biasa, tapi bagi kita yang merasa, ya.rasa sakit tetep aja kadang hadir. Kadang.

Melihat orang yang kita kasihi lebih dari status yang ada, selalu ada disamping kita, tapi……tetep hanya sebatas itu. Ya, lagu ini universal, banyak makna nya, banyak, bukan hanya sebatas itu. Tapi, kalau kita ambil konteks yang satu iniInsyaAllah ini wujud keta’atan kita padaNya. Menjaga kehormatan diri hingga sampai pada waktunya.

Tapi inti dari semuanya, berkasih sayang dengan siapapun, siapapun. Bahkan walau cuma sampai di perasaan, asal orangnya tepat, itu sudah cukup membahagiakan. Walau cuma kepedulian kepedulian kecil, jika orangnya tepat, pasti rasanya berharga. Sangat berharga.

Gak heran kalo Bang Tulus ngambil perumpaan sepatu di lagu ini. Such useless for both of them if they lost one of ‘em. ‘Gak ada gunanya’ kalo ‘gak bareng’. Sederhana nya gitu. Walau bener bener terbatas, bahkan (kerennya) kalo batasnya jarak dan waktu pun, it’s not a matter at all.

Intinya, denger aja sendiri, kalo ngerasa pasti langsung ngena. Wakakkakaka XD ujungnya ginian >< yah.makasih Bang Tulus, udah bikin lagu yang aku puter 18 jam nonstop pun gak akan bikin bosen, hahahaha. (18 jam dipotong waktu nge charge, sholat, belajar, mandi, makan dan semua yang gak penting disebut -_- tapi perumpamaan 18 jam ini sebenernya lebay -_-) .

DONE ! selesai sudah.. silahkan dengar dan renungkan artinya sendiri, pasti kalian punya cerita masing masing..yang tersirat di lagu ini. Have a beautiful life, readers ! ^^9



Rabu, 04 September 2013

Skeptisme. . . Friendzone itu. . .

SKEPTIS FRIENDZONE

            ‘Syif ! kemana lo ? kita dipanggil Bu Fitri tauu !’ sapaan mendadak Amel siang itu semacam air es rasa jeruk nipis dengan ekstra garam yang disiram secara mendadak ke luka bakar. Dan lo tau luka bakar disini mengindikasikan apa ? atau siapa ? hati gue. Well, gue adalah siswi XI-1 di SMAN 1 Matraman, SMA yang bisa dibilang salah satu SMA pelopor sekolah SBI di Jakarta Timur. Assyifa Auliya Naframadhani. Panggil aja gue Syifa, Syif, Rama…. eeh jangan itu nama cowo, gak pantes buat cewe, mmm… panggil gue apa aja yang sesuai sama kata hati lo deh, toh gue juga gak terlalu mempermasalahkan itu. Haha.

       ‘eeh mel, gak kok, gue cuma mau kedepan bentar, beli jajanan apa kek, laper gue, hahaha.’ timbal gue dengan tambahan suara ketawa yang sumpah garing.banget. ‘lah ?! tumben gak ngajak gue beli makanan bareng. Oh iya, muka lo kusut banget sih syif, setrika dulu gih.mmmm… atau jangan jangan.. lo masih kepikiran sama obrolan kita tadi ya ? udahlah syif, let it go sis, seorang Assyifa ? patah hati ?! duh…unyu nyaaaaa…’ parah ! dia bisa – bisanya nebak mood gue yang entah udah hancur berapa kali hari itu. Aaaarrrrggghhhh !!!

       ‘eeeh apaan sih ! gak gak ! gak penting juga apa yang tadi kita omongin ! ayo cepet cepet ke Bu Fitri !!!!’ sosor gue seketika, gak tahan gue diingetin sama hal itu lagi. ‘duuuh mukamu makin unyu deeeh kalo jutek judes ngambek meledak…mmm…ya semuanya deeh dijadiin satuu.. aku kaaan guemeeessss’ sempet – sempetnya si Amel ini narik tangan gue yang udah kadung pengen cepet cepet lari dari situasi saat itu. Mana sambil narik – narikkin pipi gue lagi ! geliii tauuu gak !!!

       Ya ! akhirnya sampai juga ami berdua di hadapan Bu Fitri. Hanya selisih beberapa detik sampai Alfredo dan Risa sampai di tempat yang sama. Ternyata mereka juga dipanggil Bu Fitri, gak heran karena mereka juga termasuk siswa yang punya bakat akademik di kelas. ‘Ya anak – anak, bagaimana kabarnya ?’ sapa Bu Fitri dengan senyum ramahnya. Senyum yang selalu gue suka, entah saat beliau lagi sibuk – sibuknya ngajar atau sekedar ngobrol santai sama anak muridnya.

       ‘Baik buu…’ jawab kami berempat serentak. Hahah, jujur, saat itu, gue hanya pasang topeng wajah ceria. Wajah ceria seorang ekstrovert sejati, wajah yang mungkin dikenal orang - orang sebagai Assyifa. Tapi, jujur aja, itu cuma topeng yang sama sekali tidak merefleksikan suasana hati gue saat itu. Parah.

‘Begini anak – anak, ibu hanya ingin menyampaikan kabar yang ibu anggap sebagai kebanggaan bagi sekolah kita. Kalian berempat ditunjuk sebagai delegator dari Provinsi DKI Jakarta dalam ajang  Intenational World Act Competition yang diselenggarakan di Indonesia, dan kebetulan tahun ini tuan rumahnya adalah Provinsi Jawa Barat, tepatnya di Bogor. Acaranya akan berlangsung selama 7 hari, dimulai dari Senin minggu depan. Kalian baru akan dikarantina disana. Hotelnya sendiri akan ditentukan oleh panitia di Bogor nanti. Amel akan dipasangkan oleh Alfredo di bidang Physic Olympiad dan Assyifa dengan Lisa pada Biology Olympiad. Selanjutnya akan ada 4 delegator lagi yang akan dikirim ke Bogor untuk putaran kedua. Masih dalam pencarian, sih. Hehe. INGAT ! ini baru karantina ! lakukan yang terbaik untuk sekolah dan DKI kita ! siaaaappp ???’

       ‘SIIIIAAAAAPPP buuu !!!!’ seketika itu kata kata “siap” meluncur gitu aja dari mulut gue dan kawan – kawan. Jujur, berita itu bener bener jadi semacam reparator mood gue yang awalnya berantakan itu. Siapa coba yang gak ngerasa bangga ditunjuk jadi delegator di acara se’bergengsi’ itu ? Hahah.

       Setelah kabar dari Bu Fitri kami terima, langsung kami lari keatas, ke ruang kelas XI – 1. Sebenarnya waktu pulang sudah tiba, tapi karena jadwal piket gue dan seorang cewek “coklat-manis” di hadapan gue yang bernama Amelia Azzahra  ini sama, jadi ya…kita harus tertahan dulu di kelas untuk beberapa menit. Khinan, Gincy dan Sonya juga udah balik ke rumah mereka masing – masing. Maklum, mereka berempat adalah sahabat terdekat gue, termasuk si introvert yang lagi sibuk megangin gagang pel ini. Hahah.

       Semua yang ada di XI – 1 sudah gue anggap sahabat bahkan keluarga gue sendiri, hanya saja, mereka ini empat ekor eeeeh maksudnya empat orang yang terdekat sama gue. Mmm, kalo boleh gue tambahin…termasuk… Haikal, atau gue lebih suka panggil dia Al. Bukan, dia bukan cewek, dia cowok. Iya, gitu. Entah sejak kapan rumor itu beredar ke seantero kelas, rumor yang awalnya… saat masih permulaan kelas X mengganggu gue, tapi…lama kelamaan, gue malah jadi dimanjain sama rumor atau gampangnya gosip gak jelas. Gue terlalu dibuat nyaman sama gosip gosip simpang – siur tentang Al. Gue terlalu nyaman berteman sama dia. Sampai – sampai……ah udahlah ! belum waktunya cerita tentang Al. orang yang saat itu mendadak jadi penghancur mood gue ! iya, dia memang orang yang dekat sama gue, orang yang gue percaya. Tapi itu dulu.

       ‘Syif ! lo kenapa sih ?! gak tahan nih gue liat muka cemberut lo itu ! kemana sih seorang Assyifa yang pantang sama patah hati ?! hah ?!’ ini yang bete siapa…yang ngomel siapa… ‘yeeeh… siapa yang patah hati ? jaman patah hati – patah hatian ? enggak lah Mel, gue gak badmood kok ! niiih…’ timpal gue yang masih memegang gagang sapu dengan berusaha menunjukkan senyum kecut gue. Senyum terpaksa untuk sahabat gue. Jujur, ini kali pertama gue senyum gak tulus bahkan untuk sahabat gue sendiri. Dan kalian tau rasanya ? drama banget lah intinya.

       ‘BOHONG ! dikira gue ini sahabat kacangan ? gue udah kenal lo dari kelas 5 SD, Syif ! dari jaman – jaman foto Facebook lo itu foto ngadep ke kaca semua ! dan lo mau ngacangin gue dengan senyum kacang lo ?! gak mempan Syif ! udahlah, gue tau kok, lo lagi bete parah kan gara – gara kabar yang gue kasih ke lo tadi pagi ? Gue, Khinan, Gincy sama Sonya cuma ngerjain lo kok ! Al gak bener – bener gitu kok !’ jawab Amel dengan nada suaranya yang mungkin dinaikkan satu oktaf. Ah lebay bahasa seorang “skepter” ini. Haha.

‘ooh iya, iya gue sadar kok kalo berita tentang Al itu cuma cara kalian ngerjain gue. Haha. Lucu ya….’ Sebenarnya dalam hati sendiri udah teriak “alaaaah bercandaan kalian kali ini BASIIIII !!!!!!!!!” dan lagi – lagi, gue harus tutup semua kemarahan gue dengan senyum yang dipaksakan. Gue tau semua cerita yang tadi pagi diceratin sahabat – sahabat gue itu memang benar adanya. Bukan ajang ngerjain. Dan justru alibi ngerjain itu yang saat itu bikin gue tambah……………AAARRRRGGGHHHHHTTTT!!!!

       ‘Syif, terserah lo mau percaya atau engga sama, tapi, satu yang harus lo inget ya, lo bukan siapa – siapa dia Syif ! bapak bukan, emak bukan! ketinggian ! lo gak berhak ngelarang dia buat deket sama siapa aja ! gak berhak ! maaf Syif…………aku harus bilang ini…’ aiiihhhh, kata kata “BUKAN SIAPA – SIAPA” itu bikin mood baik yang awalnya sempat menaungi hati gue ini, benar – benar hilang ! oke, gue ubah. BENAR BENAR HILANG. TOTAL !

Setelah diam beberapa saat… ‘Mel, aku udahan ya piketnya, aku lanjut besok pagi. Bye.’ Salam garing terakhir gue hari itu untuk sahabat gue. Dengan cepat gue ngambil tas lalu lari turun dari tangga. Bener – bener deh, kalo aja gue bisa simpulin, itu adalah hari yang kalo dibuat film, gue bahkan gak mau dibayar untuk nontonnya. Terlalu bikin muak.

*SATU MINGGU BERLALU*

Yaaaaakkkk !!! hari yang ditunggu – tunggu datang jugaa !! hore ! sekamar sama Lisa, orang yang gue anggap sangat kalem bahkan terlalu kalem buat ukuran gue. Haha. Tapi justru itu keren kaliii, seorang Assyifa yang pecicilan ini dipasangkan dengan Lisa, wuiiiissssss…. Semua semangat dari orang tua, guru, kawan – kawan, sampai sahabat udah gue kantongin nih. Hahaha.

Eeeeh tapi satu…mmm… dari… dari orang yang awalnya gue anggap sebagai salah satu penyemangat tebesar gue…Al. Al ? hahah ? senyum ke gue aja udah gak pernah, apalagi ngasih semangat, boro – boro deh, liat muka gue aja dia udah muak kali. Haha.

Jujur, gue gak pernah ngerti kenapa orang yang awalnya gue anggap sebagai penyemangat gue buat selalu coba jadi yang terbaik … tiba – tiba berubah jadi seseorang yang udah gak gue kenali lagi. Oke, gue ubah. Mungkin gue tau alasannya. Bahkan sangat tau. Tapi… ah terlalu mengacaukan pikiran kalau harus diceritakan sekarang. Iya, sekarang, waktu dimana seharusnya gue disemangatin semua orang yang gue sayang. Nyatanya…ya gitulah.

‘Woooy Syif !!’ lagi lagi suara Amel bikin gue yang sedang asyik melihat anak – anak yang olahraga serasa terbang melayang lalu…bruuuuk jatuh dari ketinggian. Lebay lagi kan. Maklum, hari itu adalah jadwal untuk kelas XI-1 melaksanakan olahraga, tapi ada pemakluman untuk anak – anak yang menjadi delegator sekolah pada hari itu.

Tapi jujur, walau terkesan melihat keseluruhan anak kelas dari kejauhan… nyatanya hanya satu orang yang menjadi semacam bayangan nyata di kedua mata gue ini. Iya, orang yang saat itu hanya bisa gue pandang dari kejauhan. Iya, orang yang bisa bikin gue ketar – ketir sendiri kalo ketauan lagi merhatiin dia. Orang yang selalu gue perdulikan. Orang yang selalu gue semangati ; DIAM – DIAM. Orang yang sekarang ini tepat berada di bawah gue. Bukan, bukan bersama gue, tapi…sama orang lain. Orang yang …. Aiiiih SYYYYIIIIFFFF !!! lo mau ikut kompetisi aja segala ngegalau dulu. STOOOPPPPP !!!

‘eeh apaan sih Mel, ngagetin aja!’ gerutu gue, padahal memang gue yang salah sih segala ngelamun gak jelas. Haha. ‘yeeeeh, gue mau nanya juga ! yey ! eeh gimana persiapan lo buat ikut …kompetisi ? pasti kerennn!! Assyifa teaaa. Hahahahaa !!’ ini orang nanya apa nyindir sih???!!!! ‘yeeeh, gue gak ada persiapan khusus sih. Cuma.... Alhamdulillah karena banyak yang support gue. Wahahaha !’ jawab gue dengan jujur, tulus, apa adanya. Cielaaaahh. ‘cieee ciee cieeee, siapa yang nyupport lo ???!!! ortu lo ?! pastii. Guru – guru ? iyalaaaahhhh. Sahabat – sahabat lo ?? gak usah diragukan. Kalo siiii….ehem ehem… hahahaaha’ iiiiiissshhh ni bocah jail amat siiiihh, segala nunjuk – nunjuk ke bawah lah ! maksud gue, lo gak perlu nunjuk ke arah sana Mel, daritadi orang yang gue perduliin emang cuma dia dari atas. Siapa lagi kalo bukan…Al. Haha.

‘hah ? Al ?! hahaha….’ Jawab gue menggantung sampai…. ‘anak – anak, kita berangkat yuuk ! loh mana Fredo dan Lisa ? ayo cepet – cepet, kita langsung berangkat sekarang !’ tiba tiba wajah Bu Fitri muncul gitu aja di balik pegangan tangan tangga kelas. ‘eeehh…baik bu ! siiaaappp’ jawab gue dan Amel serempak. Kita langsung ngebut ke kelas untuk se-segera mungkin memanggil Fredo dan Lisa yang ternyata lagi asyik ngutak – ngatik handphone. Katanya mumpung dibolehin bawa HP ke sekolah gituuu…. Hahahaha, modus.

Sesampainya di bawah, kita diberi kesempatan untuk pamit ke anak – anak kelas yang sedang istirahat olahraga. Gue seneng, banyak temen – temen yang perhatian ke gue. Sahabat – sahabat gue. Keluarga gue sendiri di sekolah. Tapi, bahkan dikeramaian pun, mata gue hanya tertuju pada Al. Dimana dia ya ? dan ternyata… hahah lucu, disaat temen – temen yang lain gencar – gencarnya menyemangati gue… dia…dia sempat – sempatnya bercanda sama Belinda. Dan… gue yang gak kuat ngeliatnya cuma bisa tertunduk diam. Diantara keramaian gitu aja gue masih merasa kesepian kalo gak ada Al ?!!AAAARRRRRGGGGHHHHTTTTTTT !!!!

Belinda yang tanpa sengaja melihat gue, langsung meninggalkan Al dengan senyuman yang masih tertinggal di wajah Al. Untuk dia. Senyum yang…awalnya jadi motivasi gue, tapi akhirnya justru senyum yang tidak ingin gue lihat lagi dari wajah dia.

 Sesampainya di kerumunan, Belinda, orang kedua yang sampai ngasih pelukan ke gue setelah Khinan…dengan erat. Erat banget malah. ‘Syifaaaa…semangatttt yaaa !! kita semua dukung kamu kok !!!’ bicara seperti itu langsung disebelah telinga gue, ditambah pelukan hangat. Sahabat mana yang gak luluh, coba ? ‘makasih Bel…makasih…’ gue balas semangat dia ke gue dengan pelukan yang sama eratnya. Sama tulusnya.

Disaat yang sama, Al, orang yang paling gue harapkan sebagai penyemangat terbesar gue…justru hanya diam. Iya, dia ngeliat ke arah gue yang lagi dipeluk Belinda. Tapi…dia hanya diam. Udah. Gitu aja. Jujur saat itu yang ingin gue lakukan hanya melempar batu ke arah mukanya sambil teriak “lo bisa kan sekedar basa – basi buat NYEMANGATIN GUE ?!!!!!!” aaarrrgggh !!! gue mulai ragu, dia ngeliat gue atau justru…Belinda ? hahaha. Dan, sekali lagi, orang yang awalnya gue ekspetasikan menjadi salah satu penyumbang semangat terbesar gue, Al… justru menghancurkan mood gue.


AL

       Yaaaakk !! hari ini !!!! hari dimana Amel, Lisa, Fredo dan……Syifa harus berangkat ke Bogor buat jadi delegator Provinsi DKI Jakarta. Wuiiisssss, keren … SEMANGAAATTTT YAAAA KALIAAAN SEMUAAAA !!! SEMANGAT YAAAA……Syifa. Maaf, aku gak bisa langsung ngedatengin ngedatengin, senyum, atau bahkan ngomong langsung. Aku hanya gamau ganggu kamu lagi…

Waktu olahraga. Seru sih, cuma ya…ya gitu… sepi. Syifa juga gak muncul – muncul mukanya. Tapi… syukurlah masih ada Belinda. Setidaknya… dia masih bisa ngehibur gue kan ? atau mungkin ngegantiin Syifa ? hahaha. Eeehh, tunggu – tunggu… mereka berempat turun kebawah !! jangan – jangan… mereka udah mau pergi, GITU AJA ?!! aiiihhh !!!!

‘eeh Al, aku kesana dulu yaa… mau kasih semangat buat mereka. Kamu ikut gak ?? ikut aja yuk…’ sapaan hangat Belinda yang waktu itu masih anteng bercanda di sebelah gue mengagetkan gue. No no !!!! gak Al, lo gak boleh kesana !!!! mau lo pasang dimana muka lo di depan Syifa ?! toh dia juga udah gak butuhin lo lagi kan ?! dia juga udah benci sama lo kan ?! UDAHLAH !

‘eeh, enggak Bel, kamu aja yang kasih semangat ke mereka. Aku masih sedikit kram nih…habis lari kayak tadi. Hahaha.’ Balas gue dengan seyuman yang gue buat semanis mungkin buat dia. Gue harap Syifa ngeliat ini sih…

‘ooh… yaudah deh kalo gitu… aku kesana dulu ya…’ ucap Belinda yang dengan cepat lari ke kerumunan Syifa dkk. Maaf Syif… aku bakalan terus ngasih semangat ke kamu kok ! SEMANGAT YA !!! dan gue hanya bisa ngeliat Syifa yang dipeluk Belinda dari kejauhan. Gue rasa…Syifa juga udah ga perduli tentang gue. Yaudah.


ASSYIFA

Tuhh… bener kan ? sampai kami berempat berangkat pun… Al tetep saja berlaku sedingin es ke gue. Ckckck. Yaudahlah… SEMANGAAAATT SYIIIIFFFFAAAA !!! masih banyak yang support lo kok !!!! sesampainya di Bogor, kami berempat langsung dibawa menuju salah satu hall acara terbesar di seantero Bogor. Bogor Trade Hall namanya. Kereeennnn !!!!! acara langsung dibuka sama Gubernur Jawa Barat selaku tuan rumah, meeennn !!!

Bu Fitri langsung pulang lagi ke Jakarta. Maklum, guru pembimbing memang tidak diperkenankan ikut dalam acara ini. Lucu sih… tapi yaudahlah. Di tengah tengah pertemuan, tiba – tiba handphone gue bergetar. Spontan langsung gue buka, dong…siapa tau ada pulsa nyasar gitu, atau…mungkin Al. Hahah. Daaaan, setelah gue bukaaaa…eng ing eng…

“WIBISONO PUTRA” aiiiisshhh !!! sms dari anak kelas paling garing ini… sedih amat… mana dia juga ngirim ke tiga orang yang lain lagi… aaarrggghh, ternyata gak khusus buat gue. Ucapannya klise lagi ! ‘semangat ya’ udah. Gitu doang. Wajar dong kalo gue hanya balas dengan ‘makasih’ Udah. Gitu doang. Aarrrrrr !

Fiiuuuh, hari ini hanya ada satu kegiatan. PEMBUKAAN. Udah. Jadi selepas maghrib kita langsung ke hotel di sebelah gedung pembukaan. Hotel Graha Kayu Manis namanya. Unik bin ajaib emang ni hotel. Delegator hanya diberi waktu istirahat 1 jam sampai akhirnya acara makan malam pun tiba…

Selepas makan malam…kita balik lagi ke kamar hotel masing masing. Agak garing sih untuk hari pertama ini. Mana handphone udah sunyi macam kuburan china gini. Hadeeeh… 1 jam… 2 jam… 3 jam. Garing. Lempeng. Sampaiiii……… teng teeeengggg !! tepat pukul 22.00 WIB handphone gue yang ber-ringtone-kan lagu Adera yang berjudul Terlambat pun bersuara. Keras. Banget. Sampai – sampai Lisa yang udah lelap aja kebangun. Ckck. Biasanya, kalo bener – bener gak mood, gue sengaja tunggu itu lagu sampai selesai, baru deh beranjka buat mengecek itu handphone. Maklum, itu salah satu lagu favorit gue saat itu. Hehe. Dan benar saja…
Agak males sih bukanya…tapi setelah melihat bacaan nama “HAIKAL ANGGARA” terpampang jelas banget di layar handphone…………… AAAAAAA !!!!! mulut gue yang hampiiir saja teriak ini tercekat sama rasa haru. Lebay kan. Dengan cepat gue buka sms itu… dan isinyaa………

“SEMAANGAAAAAT YAA AAASSSSYIFAAAAA !! SEMANGAT AKU AKAN SELALU BUAT KAMU KOK ! J

 Aaaaiiiiiiiihhhhhhhhhmaaaaakkkk !!! berasa melayang tanpa kaki tau gaaakkk ! apalagi dengan emote senyum dia di pesan itu. Parah. Senyumnya berasa nyata. Haha. Gue gak nyangka, dia masih ada waktu buat sekedar kirim pesan penyemangat ke gue. Gue gak nyangka dia masih nganggep gue, walau mungkin hanya sebatas teman sekelasnya. Seketika gue menubrukkan badan gue ke Lisa, hanya untuk memastikan bahwa gue masih merasakan sakitnya tubrukan antar tulang. Hanya untuk memastikan bahwa gue tidak sedang berada di alam mimpi. Sebatas itu… daaaan… emang sakiiittt !!! HAHAHAHA …
Lisa yang spontan protes ‘apaan sih Syiifff !! sakit tauuuu !!’ tidak gue hiraukan. Sama sekali. Haha. Sorry Lis. Secepat kelinci melahirkan gue membalas pesan Al.

“MAKASIIIH AL… AKU PIKIR, KAMU UDAH GAK ADA WAKTU BUAT  SEKEDAR NGASIH SEMANGAT KE AKU. HAHA.”

Agak garing sih emang. Tapi, asli, kali ini, dia balesnya cepet. Banget.

“KAMU GILA ?! IYALAH ! AKU AKAN SELALU KASIH SEMANGAT BUAT KAMU SYIF ! CUMA KAMU ! ORANG YANG PALING NGERTI AKU ! KAMU ITU SAHABAT KU ! SAHABAT TERBAIK AKU !

Awalnya gue ngerasa, di dada gue ada kembang api yang lebih meriah dari kembang api tahun baru di Jakarta tahun ini. Tapi……!!!!! TUNGGU !!!!! APAAAAAA ?!!!! SAHABAAATTT ?!!!!!!! SEBATAS ITU ?!!!! AAARRRRRGGGHHTTTTTT !!!! gue hanya bisa terdiam beberapa saat…seketika siluet wajah Al bertubi – tubi muncul di depan mata gue. Akhirnya gue sadar, pernyataan “SEBATAS SAHABAT” dari seorang Al pun sudah bisa memenuhi kebutuhan semangat gue.

Walau hanya sebatas itu… Setidaknya gue disadarkan, bahwa dia tidak benar – benar membenci gue. Walau hanya sebatas itu… gue sadar, memang hanya Al yang bisa membuat gue benar – benar rela menubrukkan badan gue ke badan orang lain, hanya untuk… hanya untuk memastikan bahwa gue masih benar – benar sadar. Dan memang hanya Al yang bisa bikin gue berasa jatuh – dari – ketinggian – yang – hanya – Tuhan – lah – yang – tahu , setelah gue sadar, bahwa……PULSA GUE HABISSSS !!!!  aarrrggghhhhh !!!! disaat – saat seperti ini justru gue gak bisa balas pesan dia lagi !!!! iiiiiiiiiissssshhh !!!!!!!

Tapi, lagi – lagi, dari pesan singkat itu, dia secara benar – benar tidak langsung menyadarkan gue. Menyadarkan kita semua. Menyadarkan kita untuk selalu bersyukur, bahwa masih banyak orang yang selalu ada untuk kita. Yang selalu setia menyemangati kita. Yang mampu mengajarkan kita bahwa ‘kita benar – benar tidak perlu memikirkan apakah mereka butuh bantuan kita atau tidak, karena yang sebenarnya kita butuh, justru hanya pengertian mereka, kepercayaan mereka, bahwa kita akan selalu  ada “disamping” mereka. Untuk mereka. Siapa ? SAHABAT – SAHABAT kita.


Well, satu hal yang harus atau penting atau terserah kalian mau tau atau engga. Setelah 1 minggu gue menetap di Bogor, gue balik ke Matraman. Yaiyalah ! mmm…jujur, awalnya gue pikir sifat Al gak akan sedingin es lagi ke gue. Dan ternyata…

*TENG TENG TENG* -Waktu Istirahat Untuk Seluruh Siswa-

‘Syif, ke kantin yuk ?? aku traktir deh, hehe…’ hah ? Belinda ? ngajak gue ke kantin ? tell me, dunia belum mau kiamat kan ?! haha. ‘eeh ?? bo…boleh Bel. Loh ? gak ngajak yang lain ??’ jawab gue dengan spontan. Wajarlah…secara, ke kantin bareng BELINDA ? anak yang harus dan memang gue akui paling cantik se SMAN 1 MATRAMAN ?! Tapi…aah kelamaan ini narasi.

‘Engga. Yang lain kan udah kemarin. Hehe…’ jawab Belinda dengan senyum ramahnya. ‘udah apa, Bel ?’ tanya gue demi memenuhi kewajiban etika berbasa – basi. ‘udah aku traktir maksudnya…’ jawab Belinda, tetap, dengan senyum ramahnya. ‘loh ? emang dalam rangka apa ni ? pake nraktir segala. Haha.’ Tanya gue dicampuri unsur guyon yang sumpah garing. Galucu. Bikin Tengsin.

‘loh ? kamu belum tau Syif ? aku kan…aku udah…aku udah “jadian” sama Al, Syif…jadi yang lain udah aku traktir duluan deh. Mereka pake nagih sih. Ngerjain gak jelas gitu. Hih. Hehe.’ Daannnn… “SKEPTER” bernama Assyifa ini sama sekali tidak memperdulikan senyuman Belinda lagi setelah mendengar………HAAAAHHHHHH ?!!!!!!!!!!!!!!!!!!! JADIAAAANNN ?!!! GILAAAAAAAAA !! AL GAK PERNAH BILANG SAMA GUE !!!!!!! BAHKAN SAHABAT – SAHABAT GUE PUN GAK PERNAH NGASIH TAU KABAR TENTANG INI !!!! SEGITU TAKUTNYA NYAKITIN GUE ?!! jujur, ada sesuatu yang bergerak di dada gue saat mendengar pengakuan MENDADAK dari Belinda.

Pergerakkan perasaan yang sama saat bertemu atau benar – benar tidak sengaja bertatapan dengan Al. Sama. Bedanya………yang ini……oke, kalian mungkin akan tau rasanya kalo kalian bisa bayangin “RASANYA BARU SADAR BAHWA KITA BENAR – BENAR MENYAYANGI SESEORANG SAAT DIA SUDAH PERGI”. Dan, sekali lagi, kejadian itu berulang…siluet wajah Al bertubi – tubi muncul di pikiran gue. Walau muncul di pikiran, gak akan terpungkiri, dada gue makin terasa sesak. Sesuatu yang gue rasakan, dan sampai sekarang gak pernah gue ketahui hal apa itu, tiba – tiba menyekat perasaan gue, ditambah lagi dengan senyuman manis yang terukir indah di wajah Belinda.

Seketika gue teringat momen itu. Momen saat gue mengetahui bahwa dia hanya menganggap gue sebatas sahabatnya. Momen dimana gue sadar, sikap SKEPTISME gue yang menjadi – jadi itu justru menyiksa gue. Dan, saat itu juga gue kembali tersadar. SKEPTER SEJATI ini memang tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang yang egois. Dan, lagi - lagi tersadar, bahwa cakupan hak gue mengenai Al itu…buntu. Dibatasi satu tembok… yang sama – sama kita sebut “PERSAHABATAN”.

Sesek sih, tapi, jujur, gue BAHAGIA, gue BERSYUKUR. Walau hanya sebagai sahabat, dia bisa tetap percaya sama SEORANG SKEPTER YANG BARU TERSADAR ini, kan ? dan, adakah yang sadar ? bahwa kita tidak akan selamanya percaya pada orang yang kita sayang. Akan ada kalanya kepercayaan itu berubah.

Tetapi, justru KITA AKAN TETAP SAYANG KEPADA ORANG YANG SELALU KITA PERCAYA. SAHABAT KITA, contohnya. Dan, tetap saja… rasa sayang kita pada orang lain, tidak peduli siapapun itu, TIDAK AKAN HILANG secepat waktu kita merasa sayang kepada mereka. TIDAK AKAN SECEPAT ITU. Dan, jujur, sebagai manusia yang terlahir normal, sikap SKEPTISME pasti akan SELALU ADA. Dan, walaupun gue akan selalu mencoba memperbaiki sikap ini, gue TIDAK PERNAH menyesal pernah mengenal seorang Al, karena DIA AKAN TETAP DAN SELALU JADI SAHABAT gue.


***


Rabu, 13 Februari 2013

" L E B A H " Semanis Madu - Chap 8


C H A P T E R  8
‘lo anak cowo senga yang nabrak gue di depan toko Dorayaki tadi kan ?? ngapain lo disini ? ngapain juga lo deketin sahabat gue ha ?!’ sosor Riez yang baru saja masuk ke dalam kamar rawat Rhiza.

‘woy ! yang ada, gue yang harus nanya ! ngapain lo disini ? Rhiz, lo kenal anak bawel ini ? kok bisa sih lo kenal makhluk super aneh macam dia ?! amit – amit deh !’ 
jawab Vandi tak kalah garangnya seraya bertanya ketus pada Rhiza.

‘husssh ! cukuuuup deh ! lo berdua saling kenal ? kok jodoh ya ?? eeh, hahaha :D’ jawab Rhiza yang sama sekali tidak mengerti keadaan sesungguhnya.

‘woy ! jodoh ama dia ?! AMIT AMIT !!!!!’ jawab Riez dan Vandi berbarengan seraya menunjuk satu sama lain.

‘tuh kan tuh kan ! apa gue bilang ! jodoh kan :D hahaha :D iyadeh iya.. gue jelasin deh...Pertama ke Vandi dulu yaa.. Vandi, ini Riez Randika sahabat yang udah dekeeeeet banget ama gue sejak SMP dulu :D dia udah kayak sodara gue sendiri :D nah, Riez.. ini Vandi Shafne Irwan, dia sahabat gue dari kecil Riez, eeh taunya dia juga nyusul gue masuk ke University of Kiyasumi. Nah.. berhubung kalian berdua sahabat gue, jadi kalian berdua harus sahabatan juga. Kalian gak mau bikin gue nambah sedih kan ?’ 
jelas Rhiza dengan wajah luar biasa tenang, walau akhirnya.. wajahnya memelas juga.

Melihat wajah sang sahabat yang amat memelas, mereka pun tak tahan.. 

Hingga akhirnya, Vandi mengulurkan tangan kepada Riez. 

Lagi – lagi dikarenakan wajah Rhiza yang amat memprihatinkan itu, Riez membalas jabatan tangan Vandi. 
   
Ya... walaupun tetap dengan senyum kecutnya.



Minggu, 14 Oktober 2012

The Real Story Behind "L E B A H" Semanis Madu


L S M ??
Okee guys ! cerita “LEBAH” Semanis Madu yang kebetulan juga gue post di blog gue ini adalah cerita FIKSI pertama gue. 
“LEBAH” Semanis Madu biasa gue singkat LSM.

Fine ! gue sadar masih banyak kurang nya, tapi.. yang gue bingung kenapa cerita ini mendadak booming di kelas gue ?!

Okedeeh ! gue bongkar aja disini ! tanpa BASA – BASI okeee ?!

Rhiza Amelia’
 
okee, di cerita LSM ini, Rhiza adalah tokoh utama nya. 
Dia adalah gadis yang terindikasi mengidap penyakit Kanker Sel Darah Putih, atau biasa disebut “LEUKIMIA”. 
Di dunia REAL nya, Rhiza adalah sahabat gue yang namanya Delia Putri Dzahri. Sip ! jangan sekali – kali terbesit bahwa dia adalah pengidap kanker ! karena Alhamdulillah dia adalah gadis yang sehat wal’afiat ! oke ! alasan gue pilih dia adalah.. karena gue pingin nyesuain karakter si Rhiza dengan sahabat gue ini. 
Karakter ‘mereka’ gue buat sama sedemikian rupa. 
So.. buat tau lebih detailnya karakter si ‘DOI’ , ikutin LSM teruss ya !

Riez Randika’

Riez Randika, di kehidupan nyata dia juga salah satu besfie gue. 
Nama doi adalah Ghina Rizky. Alasan gue pilih dia sebagai salah satu tokoh penting di cerita LSM ini sebenernya buat menggambarkan karakter dia yang CARE sama sahabatnya. 
Gak cuma itu loh karakter nya ! mau tau lebih lanjut ? ikutin teruus LSM nya !

Rime Ay Chan’

Oke! Gue tau ini absurd -____- tapi sejujurnya gue ingin menggambarkan karakter gue di LSM melalui tokoh yang satu ini. 
Ya, walaupun gak sepenuhnya akurat, gue berharap para pembaca LSM still enjoy ama si ‘Rime’ ini :)

dr.Rama Arhyatama

Ini gak kalah absurdnya sih . . . 
di dunia nyata dia adalah kawan sekaligus sobat ‘gulat’ gue. 
Dialah Rafly Adhyatama. 
Di dunia nyata, karakter nya emang berbeda 180 derajat ama di cerita LSM ini. 
Tapi, sejujurnya alasan gue ‘nyemplungin’ dia ke cerita LSM gue ini cuma buat bumbu ‘penyedap’ aja. 
Emm.. kalo boleh lebih frontal, di dunia REAL, Rafly sebagai ‘Rama’ adalah couple dari Delia sebagai ‘Rhiza’. 
Yaa.. walaupun couple DEBAT, itu urusan belakangan ;;) yang pasti mereka berdua itu COUPLE :D

Muhammad T. Fachri

Kalian tau kenapa gue singkat ‘T’ nya ? 
ini karena masalah booming nya tokoh ini di kelas gue -__- 
*seketika pening* 
jadi kalo kalian mau tau apa singkatan dari ‘T’ baca aja chapter 4 ! -_____- gue sebut Tom aja ya.. 
asli demi apapun juga ini FIKSIIIIII !!!! 
Tom itu GAK ADA DI DUNIA NYATA. Once more, DIA JUGA BUKAN COUPLE ‘RIME’ ! oke ! walau di chap awal dia terlihat seperti ‘couple berantem’ Rime, tapi pada akhirnya .. 
pokoknya GAK KETEBAK deh ;;) so.. ikutin terus LSM ya !!! 

Vandi Shafne Irwan

Sejujurnya, dia adalah salah satu kawan PEREMPUAN gue. 
Nama aslinya Vaniya Safitri Irawan. Sumpah, di dunia nyata dia adalah pribadi yang rada GJ, TOMBOY (yang ini bukan "rada" lagi, tapi TOMBOY AKUT -__-) dan COMPLICATED -___-. 
Kenapa gue masukin dia ke LSM ? itu cuma buat meramaikan cerita doang sih :D 
so.. ikutin kelanjutannya ajadeeh di chap – chap LSM selanjutnya :D

Okee, THE STORY BEHIND LSM gue cukupkan sampai sini dulu :D

sebenernya masih banyak tokoh – tokoh yang akan bermunculan. 
Kenapa gak gue kasih tau semua ? haha ! :D 
ya biar tambah menarik dong :D 
maklum, modus penggaet penonton :D

Oke deh.. 
segini dulu ya.. buat tau kelanjutan “LEBAH” Semanis Madu, jangan lupa ikutin terus ceritanya di postingan selanjutnya.


HAVE A NICE DAY ALL !! :D