Senin, 24 September 2012

" L E B A H " Semanis Madu - Chap 6


C H A P T E R . 6
Di kampus University of Kiyasumi. 

Setengah jam sebelum Rime kembali menemani Rhiza di rumah sakit. 

Lalu dimana Riez ? ya, Riez sedang berbelanja ke supermarket untuk membeli barang barang kebutuhannya dan Rime di apartemen mereka yang sudah disediakan oleh pihak kampus.

Lalu, kenapa Riez hanya berbelanja sendirian ? ya, karena Rime masih sangat rindu pada kantin kampus yang sudah lama tak dikunjunginya. Saat itu, Tom juga baru saja selesai melaksanakan rapat dengan para dosen. Tom juga memiliki rencana untuk berkunjung ke Chemical Hospital lagi hari itu.

Kawan – kawan Tom yang sudah mengetahuinya, akhirnya memutuskan untuk meninggal kan Tom sendirian di kantin kampus.

‘ Hey Rim ! ‘ sapa Tom yang terdengar renyah pada Rime, yang baru saja datang ke arah koridor kantin sendirian. 

Rime yang berjalan setengah bengong pun tersadar akibat sapaan Tom tersebut.

Wajah Rime yang terlihat malas pun semakin lama semakin mendekati Tom, seraya menjawab,
‘ apaan sih Tom. Nyapa nya biasa aja kaleee, ngeganggu ketentraman gue aja ! ‘

‘ yeeeh, maap deh –“ ‘ jawab Tom setengah memelas.
‘ tiada maaf bagimu ! hahaha :D ‘ ucap Rime pada Tom sambil tertawa.

‘ eeh, udah lama juga ya gue gak denger ketawa ngakak lu lagi :D 
habisnya, sekalinya lu ketemu gue pasti mancing berantem mulu ‘ sosor Tom pada Rime.

‘ yeeeh wajar kaleee, kelakuan lu itu emang selalu ngajak ribut :p ‘ ledek Rime lagi.

‘ tuh kan – tuh kan –“ mulai deh, eeh.. udah maafin gue belum ? ‘ tanya Tom, kali ini malah terlihat amat serius.

‘ enggak lah ! :p penting amat :p ‘ akting Rime saat itu terlihat amat membuat Tom panik, padahal Rime tidak benar – benar marah padanya.
‘ yaaah Rime.. gimana kalo buat nyatain permintaan maaf gue ke elu, lu gue traktir ngopi di kedai D’Forte ? ‘ tanya Tom bersungguh – sungguh.

‘ ahahahaha :D dodol lu, ya elu udah gue maafin lah Tom.. tapi, sekali kata terucap seribu kuda tak bisa menariknya lagi. Hahaha :D jadi lu tetep harus nraktir gue ! :p ‘ lagi – lagi kata kata Rime terdengar cukup menyindir Tom.

‘ yeeh –“ kebiasaan lu –“ iyadeh gue traktir ‘ jawab Tom.

Mereka pun berjalan menuju kedai kopi D’Forte yang masih satu area dengan kantin di kampus mereka.

Tom dan Rime memang sudah saling mengenal sejak mereka SMP. Mereka memang jagonya kalau saling bersilat lidah, walau kadang alasan mereka bertengkar pun tidak diketahui apa, bahkan kadang alasannya terkesan KONYOL.
Tapi dengan seringnya mereka bertengkar, bukan berarti mereka saling membenci. Justru sebaliknya.

Hampir semua anak kampus mereka, tentu yang mengambil jurusan Design Grafis, mengetahui jika Tom menyukai teman akrab bertengkarnya itu. 

Semua berawal pada semester 3 musim lalu. 
Saat itu Rhiza belum terserang penyakit leukimia, dan pada saat itu pula Rime sedang terserang flu, sehingga tidak bisa mengikuti kuliah.

Rades, salah satu anak yang terkenal gaul di kampus itu diam – diam memerhatikan perubahan gerak – gerik Tom saat Rime tidak masuk kuliah, ia pun bertanya jahil pada Tom.

‘ hey Tom, you’re so weird today, ekheeeem... do you like Rime, Tom ? please be truth.. ‘

Dan seakan terhipnotis oleh perasaannya sendiri, Tom pun menjawab dengan entengnya pada Rades.

‘ emmm.. i think i really love her, Rades. Yea ! she’ll realize that. ‘

‘Ekheeeeem’ seketika itu juga, kelas menjadi riuh karena pengakuan Tom. 

Tapii.. selayaknya sadar dengan perkataannya, ia pun langsung salah tingkah tidak jelas, hingga akhirnya, ia memohon pada kawan kawannya untuk TIDAK MEMBERITAHU RIME perihal pengakuannya barusan.

Sepertinya kalian sudah tahu sendiri jawabannya. 
Ya ! Tom merasa tidak tahu diri jika mengungkapkan perasaannya pada gadis yang sekaligus menjadi RIVAL nya tersebut.

Kawan – kawan kampus nya pun menyetujui hal itu, mereka sadar mereka tak sepantasnya mencampuri urusan perasaan Tom pada Rime.
Ya ! konyol memang pemikiran Tom pada perasaannya, ia beranggapan bahwa orang yang terlihat garang di hadapannya, sudah pasti membencinya.

But, who know ? ya ! SIAPA YANG TAHU PERASAAN RIME PADA TOM yang sebenarnya ?

Sabtu, 22 September 2012

" L E B A H " Semanis Madu - Chap 5


C H A P T E R . 5

‘ Assalamu’alaikum.. ‘ ucap seseorang dengan sopan dari luar pintu, ya ! suaranya terdengar tidak asing bagi Rhiza yang saat itu sedang sendiri di bangsalnya seraya memencet – mencet remote tv. Sendiri ? ya, karena Rime dan Riez saat itu sedang ada rapat mendadak dengan para dosen.

Dengan tergesa Rhiza menjawab salam seraya setengah berlari menuju pintu, dan benar saja, wanita itu adalaaah ... 
‘ M A M A !!! ‘ ya ! wanita paruh baya yang sedang berada dalam pelukan Rhiza itu adalah Ibu Rhiza. “ Bu Nur “ begitulah nama akrab sang mama di Indonesia. Akrab ? ya ! bu Nur adalah salah satu Bidan terkenal di Indonesia, jadi maklum lah jika mereka tergolong keluarga yang sibuk.

‘ Mama kenapa datengnya molor ! kata Rime mama harusnya datang kemarin, eeh ko malah hari ini :< aku kan kangen !! ‘ cerocos Rhiza dengan segera.

Dengan mata yang berkaca – kaca, Sang Mama menjawab ‘ Rhiza.. mama pun sangat rindu padamu. Maaf Rhiz, kemarin pesawat dari Soetta nya delay 8 jam ! alhasil mama baru bisa sampai di sini ya .. pagi ini. ‘ terang mamanya dengan wajah yang cukup tenang walau dengan mata yang cukup berkaca – kaca.

‘ oh gitu toh .. eeh mama jadi dari bandara langsung kesini ? gak ke apartemen dulu ? mama cape dong, sini ma, istirahat dulu yuk ! ‘ jawab Rhiza dengan amat antusias.

‘ ya, Rhiza ! mama belum sempat ke apartemen karena sangat rindu padamu ‘ ‘ ayolah ma, kita berbincang di sofa ! aku sudah tak sabar ! oh iya ma, papa kemana ? ‘ ‘ nah baru saja mama mau jelaskan. Papa belum bisa mampir kesini, dia ada tugas dinas ke perbatasan Gaza. Do’a kan papa ya Rhiz ! ‘

Mendengar jawaban sang mama, air mata Rhiza pun mengalir dengan derasnya. Seperti yang sudah di katakan, mereka tergolong keluarga sibuk. Papa Rhiza adalah salah satu tentara aktif dari Indonesia untuk jalur gaza yang setidaknya membantu menyalurkan bahan makanan bagi korban disana.

‘ tanpa harus diminta ma, Rhiza pasti do’ain papa. Pasti ma ! pasti. ‘ terang Rhiza tentu dengan terbata karena air mata yang menyekat perasaannya.

‘ tok, tok, tok. excuse me. May i ? ‘ baru saja suasana menjadi haru setelah tiba tiba terdengar kembali ketukan dibalik pintu.
‘ of course.. ‘ jawab Rhiza sambil menyeka air matanya.

‘ heem, nona Rhiza maaf saya menggangu nona dengan, emm maaf.. ‘ ucap lelaki yang ternyata dokter Rama itu dengan sopan seraya mengajak Mama Rhiza bersalaman. 

‘ eh, iya dok, saya Mama Rhiza, em, maaf bukankah dokter kanker anak saya adalah dokter Juang ? ‘ jawab sang mama pada dokter Rama.

‘ duuuh.. mamaaaaa... Rhiza kan udah pernah bilang ke mama lewat skype, dokter Juang lagi kena musibah, ma. Bapak nya meninggal di Rusia, jadi dia harus nemenin ibu nya untuk sementara waktu di sana. ‘ sosor Rhiza dengan sedikit gemas pada mamanya,
‘ betul bu, saya adalah dr. Rama, pengganti dokter Juang untuk sementara waktu. ‘ tambah sang dokter dengan suara yang amat sopan.

‘ ooooh, begitu toh. Maaf dok, saya lupa. Eh iya dokter orang Indonesia toh ? mmm.. apakah ada pemeriksaan lagi untuk Rhiza dok ? bukankah biasanya pemeriksaan darah dilakukan jam 5 pagi ? ‘ tanya Mama Rhiza.

‘benar bu, saya orang Palembang asli. Ya bu, pemeriksaan darah dan sumsum memang biasa dilaksanakan di pagi hari, tapi sekarang saya kemari hanya untuk memberitahukan keadaan anak ibu yang kemajuan perkembangannya sudah amat membaik. ‘ jawab sang dokter dengan senyum sumringah.

‘ oh.. begitu dok, terimakasih atas pemberitahuannya’ jawab mama Rhiza dengan senyum yang 2 kali lebih lebar dari sang dokter.

‘ sama sama bu, sudah menjadi tugas saya kok. Oh iya, maaf saya mengganggu, rasanya lebih baik jika saya keluar sekarang, permisi. ‘ terang sang dokter yang setelah itu keluar dari kamar bangsal Rhiza.

Setelah ituu .. 

‘ aaaaaa !!! mama sih :/ dokter nya jadi cepet keluar kan ?! aaaaah, dokter Rama itu orang nya baik banget loh ma, pokoknyaaaaaaa something deh ! ‘ gerutu Rhiza setengah curhat pada sang mama setelah sang dokter keluar.

‘ eh iya Rhiz, maaf deh. Mama gak bermaksud ganggu kok. Dia baik ? ah ! udah pasti lah Rhiz ! keliatan dari tutur katanya sama mama. Eh ekheeem.. jangan jangan kamuu.. ‘ belum selesai sang mama menjawab, tiba tiba Rhiza menyosor begitu saja,
‘ iih tuh ya ! mama mah mikirnya aneh aneh .. aku gak suka sama si dokter Indonesia itu ma, enggak ! serius deh –“ aku cuman kagum sama kebaikan dia, udah itu doang –“ ‘ 

‘ yeeeh siapa bilang kamu suka sama dia Rhiz ? mama kan gak bermaksud bilang gitu. Atau jangan jangaaan, emang bener ya kamu suka ? waah .. hehe :D ‘ jawab mamanya dengan nada amat jahil.

‘aaaaah mama – “ ‘

Jumat, 21 September 2012

" L E B A H " Semanis Madu - Chap 4


  C H A P T E R . 4
Di malam harinya . . .

“ Tok. tok. tok. Assalamu’alaikum..“  ucap seorang laki – laki yang berada diluar pintu.

“ Wa’alaikum salam, silahkan masuk ... “ jawab Riez dan Rime yang saat itu berada di sebelah Rhiza yang sedang asyik membaca novelnya.

Pintu pun terbuka, masuk lah seorang laki laki bertubuh cukup jangkung, berkulit putih, dengan seragam khas University of Kiyasumi lengkap dengan nametag berukirkan nama " Muhammad Trimi Fachri " .

Seketika itu juga Rhiza terkejut ‘ hey Tom ! apa kabar ? udah lama juga lo gak  kesini ! ‘ ucap Rhiza dengan spontannya.

‘ya ! Tom ! apa kabar ? ‘ ucap Riez seraya menepuk – nepuk pundak laki laki bermata cukup belo itu.

Saat itu, terlihat jelas hanya Rime yang tampak biasa saja menerima kedatangan lelaki itu. 
Ya, “Muhammad Trimi Fachri” atau biasa dipanggil Tom oleh kawan – kawannya. Dia memang bukan orang yang asing bagi 3 Sekawan itu. Dia adalah kawan mereka sejak SMP hingga saat ini, bahkan Rhiza sudah 1 sekolah dengan Tom sejak SD. 

Rime, dia bukannya tidak mengenal Tom, namun Rime bukan tipe orang yang bisa terbiasa akrab dengan lelaki yang sudah lama tak ditemui nya, bahkan jika orang baru mengenal sifatnya itu, pasti akan langsung menjatuhkan vonis bahwa Rime adalah GADIS SUPER JUDES. 
Ya.. padahal nyatanya tak seperti itu.

‘ sorry Za, gue masih sibuk banget nih ama skirpsi. Hehe. Maklum lah, otak gue kan kaga seencer elu pada. Hahaha :D Hey Riez ! Alhamdulillah gue baik – baik aja. R I M E ... !! lo gak kangen ama gue, yaa.. seenggak nya kangen berantem ama gue gitu ? haha ! :D lo keliatan makin sipit ya ? bahkan .. makin JUDES aja :p ‘ cerocos Tom yang sekaligus mulai membuka pembicaraan dengan Rime. 
Rime yang sedari tadi diam saja, malah cenderung judes. Setelah mendengar kata kata Tom, seketika itu juga wajahnya berubah merah, terkesan malu.

‘ kangen ama lo ? cih ! Apa apaan lo ! gue bukannya judes, gue cuma masih inget waktu lo minjem novel gue yang sampe sekarang gak lo balikin !! :p ‘ jawab Rime sekaligus menyindir Tom.

‘ hahaha ! lu masih inget ?? ketauan nih lu suka nginget nginget kenangan ama gue. Hahaha :D ‘ balas Tom yang jelas tanpa mikir itu.

‘ oiiiiiii –“ bukan gitu ! dodol lu ah –“ malesiiiiiin !!! ‘ jawab Rime dengan wajahnya yang semakin memerah itu.

‘ ahahaha :D kalian berdua emang gak pernah berubah ya dari dulu ! dari SMP ! beranteeeem mulu ! soulmate mereun :D ‘ timpal Rhiza seraya bertatap – tatapan jahil dengan Riez yang sedari tadi sudah cengengesan saja melihat Rime dan Tom bertengkar.

‘ yap ! lu berdua tuh emang paling – paling dah kalo udah ketemuan ! haha ! :D ‘ sosor Riez yang memang sudah tidak dapat menahan tawa ngakak nya lagi.

‘ jeeeh, ngomong naon sih ?! gue gak ngerti :p ‘ jawab Tom dengan menggaruk garuk kepalanya itu. Ya ! terlihat jelas saat itu wajah Tom yang awalnya putih menjadi merah malu, sangat serasi dengan lengkungan tipis di mulut nya yang amat terlihat menahan senyum malu – malunya.

‘ tau nih ! gak jelas ah ! udah ya, gue ke toilet bentar ‘ ucap Rime dengan wajahnya yang semakin jutek saja.

‘ elu Rim ! gak pernah berubah ya ! malu maluin mulu :p ke toilet aja bilang bilang :p ‘ sosor Tom dengan masih saja tidak dapat mengerem rasa jahilnya pada Rime.

‘ diem lu !! ‘ timpal Rime dengan ketus yang teramat seraya membanting pintu toilet.

‘ hussssh ! kan kan ! mulai lagi deh, kangen gue ngeliat berantemnya elu berdua, berasa nonton role play yang kocak abis. Haha ! ‘ ucap Rhiza dengan wajah pasi setelah puas tertawa bersama Riez saat mereka melihat Tom dan Rime yang bertengkar sedari tadi.

‘ haaah ! ngelantur mulu ! udahlah ! lupain :p ngomong ngomong gue denger dari temen temen, keadaan lu makin hari makin oke punya noh ! wuaaaah, itu pan gak lepas dari do’a gue :D ‘ timpal Tom yang masiih saja berusaha berbuat konyol, kali ini pada Rhiza.

‘ ha ! membaik mulu ! kapan sembuhnya ?! bosen gue ! halaaah ! do’a lu –“ iyadah aminin aje –“ ‘ jawab Rhiza, yang membuat Riez geleng geleng kepala.

‘ nah ! begini ni Tom kelakuan temen lu yang kadang bikin gue sama Rime frustasi. Dia tuh pesimis mulu. ‘ tambah Riez yang jelas ditujukan pada Tom.

‘ ckckck.. jangan gitu dong Rhiza.. elu harusnya bersyukur sama keadaan lu yang makin membaik, udah mah disekitar lu banyak support dari orang orang yang sayang banget ama elu. Payah lu ah :p ‘ terang Tom dengan mata tertuju pada Rhiza.

‘ hah ! mereka bisa support gue dengan kata kata yang malah bikin gue muak hanya karna mereka gak tau apa yang gue rasa ! udahlah jangan omongin keadaan gue lagi lah Tom ! gue berharap dengan kehadiran lo kesini tuh, justru menghibur gue, bukannya malah bikin gue tambah enek –“ ‘ jawab Rhiza pada Tom dengan wajahnya yang mulai memerah – marah.
‘heeem –“ iyadeh iya, gue gak bahas itu lagi. Eeh si Rime lama amat di toiletnya. ‘ ucap Tom.

‘ cieeee nyariin Rime :D dia lagi mikirin elu kali di toilet. Haha :D ! ‘ ledek Riez pada Tom.

‘ sialan lo ! –“ ‘ jawab Tom dengan ketusnya, ya.. tapi tetap saja dengan wajah nya yang semakin memerah.

Jumat, 14 September 2012

" L E B A H " Semanis Madu - Chap 3


C H A P T E R . 3

Keesokan harinya, di pagi hari yang cerah, sinar matahari memaksa mata Rhiza terbuka, dan ...

‘ tok, tok, tok, good morning Ms. Mmm.. R-h-i-z-a, “RHIZA” like that ? ‘ ucap seorang pria yang terlihat masih berusia muda. Badannya jangkung sekali, berkulit hitam manis, serasi dengan warna kulit Rhiza yang saat itu masih terlihat amat malas karena baru terbangun. 
Pria itu memakai jas dokter dengan nametag bertuliskan “ dr. Rama Arhyatama” .

‘ Morning . . yeah i’m Rhiza and i hate myself ! who are you ? mmm.. dr. Rama ? you’re Indonesian ? ‘ 
jawab Rhiza dengan sedikit menegakkan tubuh nya.

‘ ya ! sudahlah tak usah pake embel – embel bahasa Inggris lagi..
saya memang orang asli Indonesia, dan saya juga tahu kamu pun mahasiswi asal Indonesia, saya adalah pengganti dr. Juang Thai untuk sementara waktu. Ayah beliau meninggal di Rusia, alhasil untuk 1 tahun ini, ia harus menetap disana untuk menemani ibunya. ‘
jawab dr. Rama dengan suara beratnya dan wajah konyol - sok asik nya lengkap dengan senyum nyengir khas dokter ahli kanker.

‘oh, seperti nya anda masih cukup muda ya untuk ukuran dokter ahli kanker. Lalu sekarang apa ? anda ingin mengambil sampel sumsum saya, atau mengambil darah saya ? haha ! rutinitas yang memuakkan bukan ?! ‘ 
ucap Rhiza dengan wajah nya yang dibuat sedikit senga.
 
‘oh, tenang saja.. pagi ini saya hanya ingin menyapa anda, karena jika dilihat dari hasil lab kemarin, mm.. kemajuan tingkat kesehatan anda cukup baik. Oh iya, kebetulan saya seorang muslim, dan.. tunggu, ini jam berapa ya ? aha ! sekarang sudah jam  7 pagi ! apa anda sudah sholat subuh, nona Rhiza ? ‘ cerocos sang dokter pada Rhiza seraya menunjukkan jam tangannya yang berwarna hitam legam.

‘ ha ?! apa ?! sholat ?! ya saya muslim, 
tapi.. apa ibadah penderita kanker seperti saya ini masih dibutuhkan Tuhan ?  ya, honestly dokter, saya muak dengan cerita hidup saya yang berbelit ini ! dan anda tahu bukan siapa yang membuat semua naskah takdir saya yang sesial ini ?! Tuhan, dok ! TUHAN ! ‘ 
bentak Rhiza pada sang dokter yang justru tersenyum jahil.

‘nona Rhiza.. 
Tuhan tidak MEMBUTUHKAN ibadah atau doa dari umatnya, karena Ia Sang Maha Sempurna. Tapi justru anda yang amat mebutuhkan Dia. Siapa yang mengajarkan anda pelajaran “Tidak Tahu Diri ? “ saya tahu anda muak, tapi disebut apa hamba yang tidak berdaya seperti kita ini, jika hanya menengadahkan tangan untuk meminta apa yang kita mau ke Tuhan kita sendiri saja GENGSI ?! ‘ 
jawab dr. Rama yang malah terlihat seperti anak pesantren itu.

Rhiza terdiam, terngiang kata – kata sang dokter dikepalanya. 
Ia menunduk sejenak, tak tarasa air mata mengalir membasahi pipi nya.

Sang dokter yang sedari tadi hanya cengengesan, kini telah merubah posisi nya sembari memberikan 3 buah tissue kering pada sang pasien yang masih tertunduk lemah dihadapannya.