C
H A P T E R . 5
‘ Assalamu’alaikum.. ‘ ucap seseorang dengan sopan dari
luar pintu, ya ! suaranya terdengar tidak asing bagi Rhiza yang saat itu sedang
sendiri di bangsalnya seraya memencet – mencet remote tv. Sendiri ? ya, karena
Rime dan Riez saat itu sedang ada rapat mendadak dengan para dosen.
Dengan tergesa Rhiza menjawab salam seraya setengah berlari
menuju pintu, dan benar saja, wanita itu adalaaah ...
‘ M A M A !!! ‘ ya !
wanita paruh baya yang sedang berada dalam pelukan Rhiza itu adalah Ibu Rhiza.
“ Bu Nur “ begitulah nama akrab sang mama di Indonesia. Akrab ? ya ! bu Nur
adalah salah satu Bidan terkenal di Indonesia, jadi maklum lah jika mereka
tergolong keluarga yang sibuk.
‘ Mama kenapa datengnya molor ! kata Rime mama harusnya
datang kemarin, eeh ko malah hari ini :< aku kan kangen !! ‘ cerocos Rhiza
dengan segera.
Dengan mata yang berkaca – kaca, Sang Mama menjawab ‘
Rhiza.. mama pun sangat rindu padamu. Maaf Rhiz, kemarin pesawat dari Soetta
nya delay 8 jam ! alhasil mama baru bisa sampai di sini ya .. pagi ini. ‘
terang mamanya dengan wajah yang cukup tenang walau dengan mata yang cukup
berkaca – kaca.
‘ oh gitu toh .. eeh mama jadi dari bandara langsung kesini
? gak ke apartemen dulu ? mama cape dong, sini ma, istirahat dulu yuk ! ‘ jawab
Rhiza dengan amat antusias.
‘ ya, Rhiza ! mama belum sempat ke apartemen karena sangat
rindu padamu ‘ ‘ ayolah ma, kita berbincang di sofa ! aku sudah tak sabar ! oh
iya ma, papa kemana ? ‘ ‘ nah baru saja mama mau jelaskan. Papa belum bisa
mampir kesini, dia ada tugas dinas ke perbatasan Gaza. Do’a kan papa ya Rhiz !
‘
Mendengar jawaban sang mama, air mata Rhiza pun mengalir
dengan derasnya. Seperti yang sudah di katakan, mereka tergolong keluarga
sibuk. Papa Rhiza adalah salah satu tentara aktif dari Indonesia untuk jalur
gaza yang setidaknya membantu menyalurkan bahan makanan bagi korban disana.
‘ tanpa harus diminta ma, Rhiza pasti do’ain papa. Pasti ma
! pasti. ‘ terang Rhiza tentu dengan terbata karena air mata yang menyekat
perasaannya.
‘ tok, tok, tok. excuse me. May i ? ‘ baru saja suasana
menjadi haru setelah tiba tiba terdengar kembali ketukan dibalik pintu.
‘ of course.. ‘ jawab Rhiza sambil menyeka air matanya.
‘ heem, nona Rhiza maaf saya menggangu nona dengan, emm
maaf.. ‘ ucap lelaki yang ternyata dokter Rama itu dengan sopan seraya mengajak
Mama Rhiza bersalaman.
‘ eh, iya dok, saya Mama Rhiza, em, maaf bukankah dokter kanker
anak saya adalah dokter Juang ? ‘ jawab sang mama pada dokter Rama.
‘ duuuh.. mamaaaaa... Rhiza kan udah pernah bilang ke mama
lewat skype, dokter Juang lagi kena musibah, ma. Bapak nya meninggal di Rusia,
jadi dia harus nemenin ibu nya untuk sementara waktu di sana. ‘ sosor Rhiza
dengan sedikit gemas pada mamanya,
‘ betul bu, saya adalah dr. Rama, pengganti dokter Juang untuk
sementara waktu. ‘ tambah sang dokter dengan suara yang amat sopan.
‘ ooooh, begitu toh. Maaf dok, saya lupa. Eh iya dokter
orang Indonesia toh ? mmm.. apakah ada pemeriksaan lagi untuk Rhiza dok ?
bukankah biasanya pemeriksaan darah dilakukan jam 5 pagi ? ‘ tanya Mama Rhiza.
‘benar bu, saya orang Palembang asli. Ya bu, pemeriksaan
darah dan sumsum memang biasa dilaksanakan di pagi hari, tapi sekarang saya
kemari hanya untuk memberitahukan keadaan anak ibu yang kemajuan
perkembangannya sudah amat membaik. ‘ jawab sang dokter dengan senyum
sumringah.
‘ oh.. begitu dok, terimakasih atas pemberitahuannya’ jawab
mama Rhiza dengan senyum yang 2 kali lebih lebar dari sang dokter.
‘ sama sama bu, sudah menjadi tugas saya kok. Oh iya, maaf
saya mengganggu, rasanya lebih baik jika saya keluar sekarang, permisi. ‘
terang sang dokter yang setelah itu keluar dari kamar bangsal Rhiza.
Setelah ituu ..
‘ aaaaaa !!! mama sih :/ dokter nya jadi cepet keluar kan
?! aaaaah, dokter Rama itu orang nya baik banget loh ma, pokoknyaaaaaaa
something deh ! ‘ gerutu Rhiza setengah curhat pada sang mama setelah sang
dokter keluar.
‘ eh iya Rhiz, maaf deh. Mama gak bermaksud ganggu kok. Dia
baik ? ah ! udah pasti lah Rhiz ! keliatan dari tutur katanya sama mama. Eh
ekheeem.. jangan jangan kamuu.. ‘ belum selesai sang mama menjawab, tiba tiba
Rhiza menyosor begitu saja,
‘ iih tuh ya ! mama mah mikirnya aneh aneh .. aku gak suka
sama si dokter Indonesia itu ma, enggak ! serius deh –“ aku cuman kagum sama
kebaikan dia, udah itu doang –“ ‘
‘ yeeeh siapa bilang kamu suka sama dia Rhiz ? mama kan gak
bermaksud bilang gitu. Atau jangan jangaaan, emang bener ya kamu suka ? waah ..
hehe :D ‘ jawab mamanya dengan nada amat jahil.
‘aaaaah mama – “ ‘
Tidak ada komentar:
Posting Komentar