C H A P T E
R . 2
“Malam bulan purnama..
malam dimana ku
terbiasa mengucap harapan ku pada Tuhan atas apa yang kuinginkan di masa depan..
Tapi, tentu saja itu
masa lalu ..
Masa dimana aku masih
terbiasa merasa berjalan diatas kedua kaki ku, bukan seperti yang melanda ku
saat ini, masa dimana bernafas pun masih menjadi tanda tanya besar, masih
menjadi sebuah misteri jahil dikepalaku. Jahil ? ya tentu saja ! walau kini aku
masih bernafas, namun hatiku bertanya ‘ benarkah aku bernafas ? di bumi ? atau
di alam lain ? ‘ .
Pertanyaan –
pertanyaan konyol semacam itu, sudah menjadi sahabat baik ku semenjak aku
pindah ke Tokyo.
Bukan ! bukan pindah
dikarenakan aku diterima sebagai mahasiswi di University of Kiyasumi City. Tapi,
ya karena aku divonis terserang penyakit sialan ini ! ‘LEUKIMIA’ .
KANKER sudah menjadi
setengah jiwa ku, setengah hati ku, bahkan menjadi pelengkap hidup ku. Pelengkap
? ya ! pelengkap perasaan ku yang saat itu meluap – luap karena skripsi akhir
ku yang hampir selesai.
Meluap – luap ? tentu
bukan karena bahagia, tapi karena penderitaan yang hingga saat ini tak kunjung
kutemui akhirnya..
Oh Tuhan, kapan cerita
panjang ini berakhir ? cerita yang bahkan sudah menjadi sampah di tangan
astrada, cerita yang sama sekali tak diharapkan insan yang masih berakal sehat.
Tuhan, aku tahu ini
sudah menjadi jalan takdir ku.. tapi, aku mulai lelah, bahkan hanya dengan
membayangkan nya..
Aku mulai ragu,
benarkah kau masih mendengar ku ? “
Buku
berwarna abu – abu kepunyaan Rhiza itu memang selalu menjadi sahabat terbaiknya di
malam bulan purnama. Dan ...
‘ *krik*
Rhiza ! maafkan ucapanku tadi siang ya, aku tahu aku salah. maaf, mungkin aku
terlalu lelah.. ‘ ucap Rime dengan wajah nya yang memelas setelah masuk ke
kamar bangsal Rhiza dengan tiba – tiba.
‘ya’
jawab Rhiza dengan ketusnya.
‘hey !
aku punya kabar baik untukmu ! ‘ jawab Rime, masih dengan merajuk.
‘ apa ? kabar
bahwa aku sudah sembuh dan dapat kembali kuliah malam ini ? ‘ ucap Rhiza asal.
‘awalnya
aku berharap begitu, tapi kali ini lain Rhiz ! mamah mu besok akan kembali
menjaga mu ke Tokyo setelah seminar kebidanannya selesai ! ‘ ucap Rime
dengan wajah yang amat sumringah.
‘oh’
lagi lagi jawaban Rhiza tidak seperti harapan Rime...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar