Kamis, 13 September 2012

" L E B A H " Semanis Madu - chap 2


      C H A P T E R . 2

Malam bulan purnama.. 

malam dimana ku terbiasa mengucap harapan ku pada Tuhan atas apa yang kuinginkan di masa depan..

Tapi, tentu saja itu masa lalu ..

Masa dimana aku masih terbiasa merasa berjalan diatas kedua kaki ku, bukan seperti yang melanda ku saat ini, masa dimana bernafas pun masih menjadi tanda tanya besar, masih menjadi sebuah misteri jahil dikepalaku. Jahil ? ya tentu saja ! walau kini aku masih bernafas, namun hatiku bertanya ‘ benarkah aku bernafas ? di bumi ? atau di alam lain ? ‘ . 

Pertanyaan – pertanyaan konyol semacam itu, sudah menjadi sahabat baik ku semenjak aku pindah ke Tokyo. 

Bukan ! bukan pindah dikarenakan aku diterima sebagai mahasiswi di University of Kiyasumi City. Tapi, ya karena aku divonis terserang penyakit sialan ini ! ‘LEUKIMIA’ .
KANKER sudah menjadi setengah jiwa ku, setengah hati ku, bahkan menjadi pelengkap hidup ku. Pelengkap ? ya ! pelengkap perasaan ku yang saat itu meluap – luap karena skripsi akhir ku yang hampir selesai. 

Meluap – luap ? tentu bukan karena bahagia, tapi karena penderitaan yang hingga saat ini tak kunjung kutemui akhirnya..

Oh Tuhan, kapan cerita panjang ini berakhir ? cerita yang bahkan sudah menjadi sampah di tangan astrada, cerita yang sama sekali tak diharapkan insan yang masih berakal sehat.

Tuhan, aku tahu ini sudah menjadi jalan takdir ku.. tapi, aku mulai lelah, bahkan hanya dengan membayangkan nya..

Aku mulai ragu, benarkah kau masih mendengar ku ? “ 

Buku berwarna abu – abu kepunyaan Rhiza itu memang selalu menjadi sahabat terbaiknya di malam bulan purnama. Dan ...

‘ *krik* Rhiza ! maafkan ucapanku tadi siang ya, aku tahu aku salah. maaf, mungkin aku terlalu lelah.. ‘ ucap Rime dengan wajah nya yang memelas setelah masuk ke kamar bangsal Rhiza dengan tiba – tiba.

‘ya’ jawab Rhiza dengan ketusnya.

‘hey ! aku punya kabar baik untukmu ! ‘ jawab Rime, masih dengan merajuk.

‘ apa ? kabar bahwa aku sudah sembuh dan dapat kembali kuliah malam ini ? ‘ ucap Rhiza asal.

‘awalnya aku berharap begitu, tapi kali ini lain Rhiz ! mamah mu besok akan kembali menjaga mu ke Tokyo setelah seminar kebidanannya selesai ! ‘ ucap Rime dengan wajah yang amat sumringah.

‘oh’ lagi lagi jawaban Rhiza tidak seperti harapan Rime...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar